Said bin Jubair

Ayat-ayat Yang Indah Melepasnya ke Tempat Terindah

Dia adalah Said bin Jubair bin Hisyam al-Asadi al-Walibi, seorang tabiin murid Abdullah bin Abbas ra, dan Abdullah bin Umar ra,. Beliau adalah seorang imam, hafidz, muqri, mufassir, syahid, dan salah seorang ulama terkemuka. Adz-Dzahabi menegaskan bahwa Said bin Jubair lahir pada masa kekhalifahan Abu al-Hasan, Ali bin Abi Thalib ra. Karena perseteruannya dengan Hajjaj bin Yusuf As Tsaqafi yang saat itu menjadi penguasa, beliau ditangkap dan dibawa menghadap kepada Hajjaj bin Yusuf.

Lantas Hajjaj bertanya kepadanya, Siapa namamu?
Ia menjawab, Said bin Jubair. (si bahagia anak si teguh)
Hajjaj berkata, Bukan, kamu adalah Syaqiq bin Kusair. (si pecah anak si celaka), kalimat ini digunakan untuk melecehkan Said bin Jubair.

Ia menanggapi, Ibuku lebih mengetahui namaku daripada dirimu.
Hajjaj menambahkan, Celaka ibumu dan juga kamu.
Ia menjawab, Yang mengetahui hal ghaib bukanlah kamu.

Hajjaj berkata, Sungguh, saya akan mengganti duniamu dengan api yang menyala-nyala.
Ia berkata, Seandainya aku mengetahui hal tersebut, pastilah saya menjadikanmu sebagai Tuhan.

Hajjaj berkata, Apa pendapatmu mengenai Muhammad?
Ia menjawab, Beliau adalah Nabi yang membawa kasih sayang dan pemimmpinnya orang yang mendapat petunjuk.

Hajjaj melanjutkan, Apa pendapatmu mengenai Ali? Apakah ia di surga atau di neraka?
Ia menjawab, Jika engkau telah masuk ke dalam neraka dan kamu mengetahui siapa yang berada di dalamnya, pastilah engkau mengetahui penduduk neraka.

Hajjaj bertanya lagi, Apa pendapatmu mengenai para khalifah?
Ia menjawab, Saya bukanlah orang yang bertanggung jawab terhadap mereka. Hajjaj melanjutkan, Siapakah di antara mereka yang paling engkau sukai?
Ia menjawab, Orang yang paling diridhai oleh Sang Penciptaku.

Hajjaj bertanya, Siapa orang yang paling diridhai oleh Sang Pencipta?
Ia menjawab, Pengetahuan mengenai hal ini ada di sisi Dzat yang mengetahui rahasia dan bisikan mereka.

Hajjaj  berkata, Saya ingin engkau jujur kepadaku.
Ia menjawab, Jika saya tidak menjawab pertanyaanmu, berarti saya tidak berdusta kepadamu.

Hajjaj berkata, Mengapa engkau tidak tertawa?
Ia menjawab, Bagaimana bisa tertawa seorang makhluk yang diciptakan dari tanah sedangkan tanah dapat dilalap api.

Hajjaj berkata, Bagaimana dengan kami yang bisa tertawa?
Ia menjawab, Karena hati manusia tidaklah sama.

Lalu Hajjaj berkata, Pilihlah Said! (maksudnya, pilihlah dengan cara apa saya membunuhmu).
Ia menjawab, Terserah kamu sendiri, hai Hajjaj! Demi Allah, Engkau tidak akan membunuhku melainkan Allah swt pasti akan membunuhmu dengan cara yang sama di akhirat.

Hajjaj berkata, Apakah kamu ingin saya ampuni?
Ia menjawab, Sesungguhnya ampunan ialah dari Allah swt, sedangkan kamu tidak mempunyai hak membebaskan dan memberi ampunan.

Hajjaj berkata kepada tentaranya, Bawalah ia pergi, lalu bunuhlah dia.
Ketika Said dibawa keluar, ia tertawa. Lantas Hajjaj diberitahu mengenai hal ini, lalu Said dibawa kembali lagi.

Hajjaj bertanya, Apa yang membuatmu tertawa?
Ia menjawab, Saya takjub pada kelancanganmu terhadap Allah swt dan kesabaran-Nya terhadapmu.”

Hajjaj berkata, “Bunuhlah dia!”

Lalu Sa’id mengucapkan:

إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا ۖ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ

Artinya : “Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik.” (QS. Al-An’am: 79)

Hajjaj berkata, “Hadapkanlah wajahnya ke selain arah kiblat.” Lalu Sa’id mengucapkan:

مِنْهَا خَلَقْنَاكُمْ وَفِيهَا نُعِيدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرَىٰ

Artinya : “Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain.” (QS. Thaahaa: 55)

Hajjaj berkata, “Sembelih dia!

Said berkata :Sesungguhnya saya bersaksi bahwa tiada Ilah yang benar selain Allah Yang Esa. Tiada sekutu baginya. Dan saya bersaksi bahwa Muhammad saw adalah hamba-Nya dan rasul-Nya. Ambillah dariku sampai engkau bertemu denganku pada hari Kiamat.

Kemudian Said berdoa, Ya Allah! Janganlah engkau memberinya kesempatan untuk membunuh seorang pun setelah aku.

Demikinlah akhir kisah ahlul Quran yang dimasa-masa yang sangat menegangkan tidak mau terpisahkan dengan Alquran. Di saat krisis dengan penguasa yang sangat menegangkan itu kita menyaksikan kedekatan hati seorang hamba yang tak terpisahkan dengan berbagai kalimat intimidasi yang bertubi-tubi. Tidak ada tanda ketakutan sedikitpun dalam diri ahlul Quran itu, Karen janji Allah swt begitu jelas terlihat di depannya. Ayat-ayat yang keluar begitu mudahnya sesuai dengan kondisi menunjukkan hubungan yang begitu erat sampai tidak terlupakan. Tentu hal ini tidak bisa muncul begitu saja, hanya orang yang mempunyai kebiasaan membaca, memahami dan mentadabburi ayat-lah yang mampu merasakan suasana perlindungan Alquran dalam kondisi mencekam seperti itu.

HIKMAH

  1. Interaksi yang baik dengan Alquran akan menghasilkan kualitas hafalan yang baik. Pengulangan demi pengulangan akan berdampak melekatnya ayat-ayat itu sehingga mudah diucapkan. Jadi, lancarnya sebuah hafalan Alquran hanyalah dampak dari proses pengulangan. Kenapa surat Al Fatihah begitu lancar, bahkan ketika dibaca dalam kondisi apapun tidak akan terbalik atau putus di tengah jalan? Sebab setiap muslim senantiasa mengulang membaca surat ini dalam sehari semalam minimal 17 kali dalam salat wajib. Belum lagi kalau ditambah salat sunat atau acara lain, betapa banyaknya penguulangan surat ini sehingga menjadikan hafalan tertanam kuat di dalam hati. Begitupun surat yang lain, akan lancar seiring dengan pengulangan demi pengulangan yang dilakukan.
  2. Kehidupan Said bin Jubair adalah perjalanan hidup seorang ulama ahlul Quran. Kedekatan dan kecintaannya kepada Alquran begitu kuat, sehingga seluruh hidupkan didedikasikan untuk khidmah untuk Alquran. Kesungguhan seperti ini akan membukakan keberkahan Alquran di dalam kehidupan. Kalau seseorang berkomitmen melayani Allah swt, maka pasti Allah swt akan menjamin kehidupannya di dunia dan akhirat. Maka, luruskanlah niat dalam ber-Alquran, biarkan semuanya hanya untuk Allah swt semata. Hilangkan tendensi duniawi sekecil apapun. Ketika engkau membaca Alquran, mengajarkan Alquran di sekolah, masjid atau mushola, ikhlaskanlah hanya untuk Allah swt. jadikan diri anda manusia terbaik dengan belajar dan mengajar Alquran.
  3. Kemampuan Said bin Jubair mengucapkan ayat demi ayat untuk menjawab tekanan Hajjaj bin Yusuf menunjukkan penjiwaan beliau terhadap Alquran. Selain dibaca dan dihafal, paket interaksi bersama Alquran adalah memahami dan mengamalkan. Penjiwaan yang kuat akan menghasilkan ikhtidhar ayat, yaitu menampilkan ayat yang sesuai dengan kondisi yang dihadapi. Dengan ini seorang manusia akan mempu berjalan dalam kehidupan di dunia dengan bimbingan Alquran. Berusahalah memahami ayat Alquran dimulai dengan langkah kecil, misalkan membaca terjemah satu atau dua ayat ketika kita sedang tilawah harian. Atau di sela-sela aktifitas kita menyempatkan diri membaca tafsir Alquran. Untuk hal ini tentu semakin mudah di era teknologi ini. Dengan mudah kita bisa mendownload aplikasi tafsir Alquran untuk sedikit demi sedikit kita pelajari.

÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷
Pati, 7/5/2021
Pelayan SMPIT Insan Mulia Pati
nanangpati@yahoo.co.id.

Tebarkan Kebaikan