Oleh: Diah Jumaroh, S.Pd.I
“Berpuasalah kamu niscaya kamu sehat” (HR. Tabrani).
Hadist yang amat singkat namun penuh dengan makna yg mendalam, dimana Rasulullah memastikan kesehatan bagi orang-orang yang berpuasa. Lalu bagaimana bisa demikian?. Inilah yang barangkali menjadi pertanyaan bagi kebanyakan orang, karena logikanya puasa membuat asupan nutrisi kita tidak berjalan seperti biasanya. Dimana di hari kita tidak puasa, kita bebas memasukkan nutrisi apapun tanpa batasan waktu, sedangkan ketika berpuasa waktu kita untuk makan dibatasi.
Banyak penelitian yang menunjukkan puasa memiliki banyak banyak manfaat kesehatan. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr. dr. Ari Fahrual Syam, SpPD-KGEH, MMB menjelaskan dalam penelitian beliau selama Ramadhan terjadi penurunan skor gangguan pencernaan GERD, maag, diare, dan kembung. Hal ini dikarenakan orang yang sakit maag, terjadi karena ketidakteraturan makan. Dengan berpuasa makan akan menjadi teratur yaitu pada saat sahur dan berbuka. Alasan lain adalah orang yang berpuasa bisa mengendalikan asupan cemilan tidak sehat yang ketika tidak berpuasa bisa masuk ke lambung sepanjang hari.
Selain kesehatan fisik orang yang memiliki penyakit gerd dan asam lambung ketika Ramadhan dipastikan lebih sehat, karena orang yang berpuasa lebih mampu mengendalian dirinya karena secara psikologis. Orang yang berpuasa lebih banyak dzikir, tilawah, sholat malam, dan ibadah lainnya yang memberikan ketenangan.
“Lambung (perut) manusia adalah tempat segala penyakit, sedang pencegahan adalah pokok dari segala pengobatan” (HR. Imam Ad- Dailamy).
Hadits ini juga memberi kita pelajaran bahwa lambung atau perut kita adalah tempat segala penyakit dan pencegahan terbaiknya adalah dengan mempuasakan lambung kita. Meskipun puasa kita yakini sebagai salah satu cara menyehatkan badan kita, tetapi harus diingat bahwa tujuan kita berpuasa bukan sekedar sehat akan tetapi puasa adalah panggilan keimanan kita sebagai seorang Muslim. Sebagaimana Allah memanggil orang-orang yang beriman untuk berpuasa di bulan Ramadhan dalam Qs. Albaqoroh : 183 dengan target menjadi orang yang bertaqwa. Sedangkan sehat adalah manfaat yang kita peroleh dari ibadah puasa yang kita lakukan.
Bagaimana efek puasa bagi tubuh kita?. Ketika kita berpuasa 0-4 jam maka energi kita diambil dari glukosa dari makanan yang terakhir kita makan, ketika kita berpuasa 4-12 jam maka tubuh akan memecah glikogen menjadi glukosa yang tersimpan di dalam hati dan otot kita. Saat kita berpuasa 12-18 jam tubuh kita juga menggunakan lemak untuk energi yang kita gunakan. Di Indonesia orang yang berpuasa +/- 14 jam maka berdasarkan data diatas akan menggunakan lemak sebagai cadangan energi. Oleh karena itu banyak pihak yang menjadikan puasa sebagai sarana diet, padahal semestinya puasa Ramadhan adalah panggilan keimanan yang manfaatnya membuat kita lebih bugar karena proses detoksifikasi selama puasa.
Selain detoksifikasi selama puasa dalam dunia kesehatan kita kenal istilah Autophagisom. Seorang Peneliti Jepang Prof. Yoshinori Ohsumi adalah orang yang pertama kali menemukan tentang authophagy diaman beliau menemukan bahwa Ketika seseorang lapar (puasa) maka tubuh akan membentuk protein khusus di seluruh tubuh yang disebut authophagisom. Dimana sel tubuh manusia yang akan memakan sel-sel lainnya di dalam tubuh yang merugikan seperti sel penyebab kanker, virus, bakteri lalu mengeluarkannya dari dalam tubuh, maka puasa Ramadhan memiliki manfaat untuk membunuh sel-sel rusak salah satunya adalah sel kanker. Penelitian yang beliau lakukan mendapatkan penghargaan nobel pada tahun 2016 dan sampai sekarang penelitian ini terus dikembangkan di seluruh dunia.
Sudah berapa kali kita bertemu dengan Ramadhan? Yang paling penting adalah sudah semakin baikkah kita di tempa dengan sekian kali Ramadhan? Ramadhan adalah sarana kita memperbaiki hati agar senantiasa suci sekaligus memperbaiki kualitas disiplin kita menjaga lambung kita agar senantiasa sehat sehingga menjadikan tubuh kita semakin bugar